Pertanyaan ini muncul, ketika saya bersama teman lama bertemu ketika
lebaran kemarin. Saya dan beberapa teman sewaktu Aliyah bertemu di salah satu
warung di kecamatan sungai kanan. Sudah 4 tahun lamanya kami tidak bertemu,
alhamdulillah pada momen lebaran ini kami bisa bertemu dan bertukar cerita
satu-sama lain.
Ketika teman lama bertemu maka akan ada saja bahan cerita yang di
perbincangkan, mulai dari murahnya harga karet dan sawit sampai lahirnya
kambing Bapak Jokowi. Disela-sela cerita sesekali terdengar suara terbahak akan
serunya perbincangan, apalagi kalau sudah mengenang indahnya masa-masa Aliyah.
Tapi, yang membuat saya merasa prihatin sekaligus kasihan bagaimana
penuturan salah satu teman saya, sebut saja namanya ucok, prihal pergaulan
muda-mudi saat ini, khususnya di labuhan batu selatan ini. Semua tahu, baik
seangkatan kami maupun adik kelas serta kakak kelas ucok adalah play boy yang
tiap sebentar gonta-ganti pacar. Menurut penuturannya” teman, kalau kalian
anggap saya adalah bejat sewaktu aliyah, maka hal itu tidak ada apa-apanya
dengan pergaulan muda-mudi saat ini, bahkan smp saja kalau yang namanya pacaran
kalau tidak ML maka tidak akan dinamakan pacaran” tuturnya dengan serius
“saya sudah beberapa kali ingin menikah dan mencoba mencari gadis baik-baik
tapi tetap saja nihil, kalau masih di labusel ini amat langka perawan saya
temukan” tandasnya. Kami bersama rekan-rekan yang hidup di rantau hanya bisa
manggut-manggut. “ pernah suatu ketika ipar” panggilan akrab kami, “ saya sudah
sesuai dengan seorang anak gadis labusel ini, kebetulan keluarga kami kenal
dekat dengan keluarga mereka, maka sebelum saya mengajukan pada orang tuaku,
saya mengajaknya bicara serius terkait dengan masa lalunya, pertama saya tanya
dia baik-baik apakah ia masih perawan atau tidak, ia ragu untuk menjawab tapi
ia mengatakan ia masih belum tersentuh” tutur ucok.
“Selanjutnya ia tidak tahu kalau saya membawa al qur’an, dan saya letakkan
di atas kepalanya, seraya bertanya dengan tegas, apakah kamu sudah pernah ML
atau tidak? Kalaian tahu teman apa jawabnya?” tanya ucok pada kami dengan
tatapan sayu. “ia menangis sejadi-jadinya, sambil berkata, bang jangan
tinggalkan aku.... bang jangan tinggalkan aku?” tandas ucok “sehingga saya
berkesimpulan teman, jangan kau berharap lebih jika suka dengan perempuan
labusel saat ini” tutupnya.
Itu sedikit cerita yang ucok sampaikan pada kami. Saya sangat prihatin
dengan hal tersebut, padahal laubel belum kota besar apa lagi metropolitan tapi
kerusakan pergaualan sedah sedemikian adanya.
Fakultas Ilmu
Pendidikan, UNP, Padang, 03 Juli 2017
Pukul 16. 35 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar