Jumat, 30 Desember 2016

Nganggur vs kreatif


3 hari kemarin saya berbincang-bincang dengan seorang staff SDM salah satu sekolah swasta favorit di Kota Padang. Dalam perbincangan kami, ia menceritakan bahwa di sekolah tempatnya bekerja baru saja melakukan rekruitmen guru dan karyawan.

Total guru dan karyawan yang dibutuhkan itu sebanyak 15 orang, 6 orang sebagai guru sisanya karyawan. Tapi, apa yang terjadi, dari 15 orang yang dibutuhkan ternyata ada 1200 orang lebih pendaftar. “Seribu dua ratus lebih blo?’ seribu dua ratus lebih’, tanya ku sambi melotot ke arahnya. Oh my God, what’s going on? Tanya ku dalam hati.” Terus dalam 1200 lebih itu ada diantaranya yang sudah Magister (S2)’ tambahnya, ‘WHATTTTTS’???? kembali mata ku melotot ke arahnya, setengah terbelalak terkejut.

Sudah segitukah sempitnya lapangan pekerjaan? Atau tidak kreatifkah sarjana lulusan PT sekarang? Atau pemerintah yang tidak serius memperhitungkan tenaga kerja dengan lapangan kerja yang tersedia? Dan kabarnya ada lagi yang mengimpor tenaga kerja. Oh my Godnees. Forgive us.

Sebelum tulisan ini saya tulis, saya mencuci piring tempat sambal  dan piring-piring kotor yang menumpuk di dalam ember yang saya sediakan. Sembari mencuci piring saya melamun indah sambil berpikir keras, sok-soan ikut memikirkan lapangan pekerjaan sekarang. Dalam perenungan saya sewaktu mencuci piring saya tidak menemukan solusi.

Selesai mencuci piring saya melanjutkan mencuci muka dan menyikat gigi sembari terus memikirkan permasalah lapangan pekerjaan ini. “:TUPPPS’SSSS. Ketika saya mengayunkan air kewajah tiba-tiba saja saya berpikir, “kenapa sarjana lulusan perguruan tinggi tidak menciptakan lapangan kerja sendiri ya?, kan itu lebih baik, walau mungkin awalnya amat sulit.

Setiap jurusan di PT mempunyai spesifikasi untuk persoalan masyarakat sekarang, ambil contoh terdekat lulusan IAIN/UIN, jurusan konseling misalnya, kenapa seniornya tidak mengarahkan untuk membuat lembaga konseling yang membantu masyarakat dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan disekitarnya, bisa di sekolah, di kua, atau langsung direct selling ke masjid-masjid? Toh, masjid saja ada yang rela mendatangkan penceramah dari luar kota untuk mengisi pengajian. 10 desember 2016 kemarin saya mengikuti seminar parenting tentang seksualitas oleh Elly Risman di Pangeran Beach Hotel, ia mendirikan Yayasan Kita dan Buah Hati, yang bergerak di bidang survei-survei penyakit masyarakat (PEKAT) khususnya permasalahan anak. Kenapa kita tidak mencontoh membuat yang seperti itu???

 Atau jurusan tarbiyah? Kenapa mereka tidak menghimpun diri, para sarjana atau sama senior untuk membuat tempat les/bimbel, dengan bersama, berhimpun, saya kira itu bisa berjalan, kongkritnya, sewaktu habis kepengurusan kami di DEWAN MAHASISWA IAIN Imam Bonjol Padang, kami meninggalkan BADAN SEMI OTONOM bernama, IBLC (imam bonjol language community), dan Ica Chiefnya belum wisuda sudah bisa membuka bimbel untuk anggotanya dan dengan pemasukan yang lumayan.  

Fakultas ushuluddin, kenapa mereka tidak menghimpun diri para senior dan junior yang baru lulus, membuat lembaga atau yayasan yang bergerak mencerahkan masyarakat. Padahal dewasa ini, banyak masyarakat yang salah-salah pemahaman bahkan pada penipuan, seperti kanjeng dimas.

Intinya saya kira dengan menguatkan dan merapatkan kekerabatan sesama sarjana dan duduk bersama untuk kepentingan ummat dan bangsa barangkali akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau masyarakat sudah puas jangankan di dalam kota keluar kota masyarakat mau menjemput (mendatangkan).

Selesai saya mencuci muka seterusnya saya menyimpan sabun, odol (HPAI) yang dibungkus dalam kantong pembungkus selop aiger saya gantung dibalik pintu.

Minggu, 09 Oktober 2016

Terurai

Aku benar terurai
Terurai di antara hasrat dan ilmu
Bersama malam dan pagi buta
Berkeping dan tak berpola

Aku hilang masa
Di bawah telapak kaki bumi
Mencari arti hawa dan keluarga
Menafsirkan cobaan dan musibah
Mensyarah Kalam bahagia

Aku terurai terpisah
Sadar dan hilang
Melobangi sekeping hati kelam
Mendidih kan darah di lubang rasa

Kasih ku dambaan holong holongku
Mengurap aku merenangi lantai putih dingin
Jahit semua pilu yang sempat terurai
Diantara selubung setiap yang berdetak
Di doa bunda, di tangis kecil di tepi senyumnya
Gulai bahagia bersantan shobar di indah akhlaq

Masjid Darul Falah
Padang, 10 Oktober 2016
20. 22 WIB

Sabtu, 10 September 2016

Rumah ku karam Anak ku malang

Ini kisah nyata. Bukan diada adakan. Saya adalah Konselor Sekolah disalah satu smp di kota padang. Biasa dalam sehari-hari menangani permasalahan anak-anak. Smp usia remaja awal yang penuh dengan penasaran dan keingin tahuan siswa.

Dalam satu kesempatan saya mengkonseling seorang anak namanya Alus (nama samaran). Menurut laporan dari walas dan guru-guru mapel,  Alus anak yang cerdas, tetapi memiliki masalah emosi. Ia sangat sentimentil, mudah tersinggung dan melampiaskan kemarahannya dengan memukul, meninju bahkan menendang. Tapi dibalik itu ia anak yang g cerdas dan mudah dalam mengikuti pelajaran.

Suatu ketika saya memanggilnya ke kantor bk. Sebelumnya ia telah berkelahi dengan teman satu kelasnya dan ia ingin lari dari sekolah. Awal konseling saya melakukan pengakraban diri. Saya meyakinkan dirinya bahwa saya orang yang bisa dipercaya untuk berbagi masalahnya. Berhasil. Seterusnya saya melakukan penstrukturan, saya menjelaskan padanya apa konseling serta sekilas tentang azaz dan fungsinya.

Ia mengangguk faham.
Konselor (ko): abang alus bisa abang ceritakan kenapa berantam dengan jiko (nama samaran)

Klien (ki): iya, ustadz, awak tadi tidak mengerjakan pr matematika, jiko mengejek awak, awak kesal sama dia makanya ia Alus pukul.

Ko: menurut abang apa dengan memukul si jiko pr alus selesai???

Ki: tidak ustadz...

Air matanya mengalir

Ko: abang alus gimana kalau jiko sempat luka atau cacat karena dipukul apa itu menyelesaikan masalah atau malah nambah masalah??

Ki: hiks hiks hiks

Air matanya bertambah pecah

Saya mengusap-usap punggungnya sambil menyodorkan tisu.
Ko: ok abang alus bagaimana kedepannya, apa masalah itu harus diselesaikan dengan    perkelahian bang?

Ki: hiks hiks (masih menangis) tidak ustadz.

Ko: ok, bang Alus, gimana baiknya kalau kita di ejek teman atau dijahili teman?

Ki: hiks hiks , Alus bisa mengingatkannya atau melaporkannya pada ustadz/ustadazh.

Ko: baik, bagus Bang Alus, kedepan seperti itu ya bang, tidak langsung kita mian hakim sendiri, kan bisa saja teman kita bercanda tapi kita salag tanggap, menyangka itu ejekan.

Ki: iya ust.

Ko: bang Alus, ayah ibu masih ada kan?

Ki: masih ust, (tangis yang mulai reda, saya liahat di ujung matanya menyembur kembali)

Ko: Apa Ayah sakit? Atau ibu sakit?

Ki: tidak ust, ayah ma ibu sehat, cuman ayah jarang kunjungan
(Maklum disekolah boarding school)

Ko: jarang kunjungan, emang ayah kamana bang?

Ki: hiks hiks uuuu, ( tangisnya makin serius, saya sangat iba melihat gurat wajah yang mengespresikan kehilangan yang mendalam. Menjaga profesionalis seorang konselor, saya harus kuat, tidak boleh ikut arus kesedihan klien, tapi sumbah tangisnya itu amat menyayat hati, pilu amat kelihatannya. Saya kembali mengusap punggungnya, sesekali mengusap air matanya.)

Ko: abang Alus, ada apa dengan ayah, cerita sama ustadz nak, cerita sama ustadz mana tahu ustadz bisa bantu nak.

Ki: hiks hiks, ustadz, 2 tahun yang lalu ayah sama ibu bercerai, (pisssss TARRRRRR!!!!!!, aku menelan ludah, kata itu mengagetkanku), ayah sibuk jualan dijakarta, ibu pulang ke payakumbuh sama adik Alus. Ayah tidak pernah kunjungan ke sini cuman abi saja yang kunjungan ustadz. Hiks hiks.

Ko: hmmmmm, (saya memeluk Alus sembari mengusap usap punggungnya) ok, bang Alus, mungkin abi bukannya tidak mau kunjungan tapi karena jarak yang jauh jadi sulit datang. (Aku coba menenangkan).

Ki: hiks hiks
Ko: ok bang alus nanti ustadz akan coba hubungi ayah, nanti ustadz sampaikan Alus Rindu sekali sama ayah.
Ki: iya ustadzzz????!!! (Ia menatapku mantap)

Ko: iya, nanti ustadz akan telepon.

Itu baru sedikit penggalan wawancara konseling dengan alaus, dalam pertemuan  berikutnya ia bercerita bahwa ayah dan ibunya bercerai hanya karena masalah salah paham, ibunya berwatak keras, begitu juga ayahnya. Tapi saya tidak fokus pada masalah orang tuanya, saya fokus pada keadaan si anak. Memberi penguatan dan motivasi. Di sekolah ada ustadz/ustadzah yang bisa dianggap sebagai ayah atau ibu.

Warga Motor, Bandar Buat, Padang, 10-09-2016
16.59 wib
Mencoret sceen hape menunggu meongku selesai salon

Kamis, 08 September 2016

TANGIS PANTAI PADANG


“ANJINGGGGG!” plakkkk!!, “KURANG AJAR!” plakkkkk!!!, “BABIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!” “plakkkk!!!!Bertubi-tubi Nambur, meninju lemari pakaiannya. Lemari triplek ukuran 1.5 m x 1 m di kamar garin Masjid  Ukhwah Belimbing. “DASAR ANJIIIING!!!!” Plakkkkkk!!!, kini kaki kananya menedang dengan keras, sekali lagi suara keras  berdebam di kamar garin Masjid Ukhwah tersebut. Sore itu jam 18.10 WIB, sontak membangunkan Roy yang tidur dikamar garin sebelahnya berlari menuju sumber suara. Ia buka pintu dan melihat Sahabat senasib seperjuangannya Nambur terduduk tersungkur sambil berderai air mata, menangis terisak-isak sambil sesekali meninju pintu lemarinya.  “Bur!, Bur! Kau kenapa? Roy bertanya sambil menghalangi tangan Nambur meninju pintu lemarinya lagi. “Woi Bur kau kenapa, pulang-pulang langsung nangis? “cerita kau! Cerita jangan tangis tak jelas, cerita kau lae!”. Ia angkat sahabatnya Nambur ke ranjang dan menyodorkan segelas air minum. “minum kau dulu Bur, tenang kan pikiranmu, Cerita kau, cerita! Kenapa pulang pulang kau hantam lemari kau. Astaghfirullah, lemari kau sampai bolong begini, kenapa kau Bur??

            “Apa karna kau rencana itu Bur?” tanya Roy selidik. Nambur tidak menjawab, air matanya terus mengalir dan tanpa suara, ia minum air yang ada dalam genggamannya dan menarik nafas panjang. “iya Roy, ini semua tentang yang aku sampaikan 2 hari kemarin. Semuanya sudah jelas”. “ ah jelas cemmana pulak, kau Roy, critamu mangkin tak jelas aja. “Ah ini sudah jam 18.16, bentar lagi mau azan, nanti aja kau cerita ya, aku siap-siap dulu bentar lagi waktu maghrib akan masuk”. Saran Roy. Nambur hanya mengangguk sambil telantang di ranjang garin Masjid Ukhwah perumahan Belimbing, Apel Raya IV kuranji padang tesebut.
            Azan Maghrib berkumandang, dilantunkan Roy sahabat Nambur yang berasal dari daerah Sibuhuan. Suaranya merdu berbekal pengetahuan dan ilmu yang didapat dari Pesantrennya di Parmerahan. Nambur Harahap dan Andika Roy Saputra sama-sama dipertemukan di bawah Kubah Masjid Ukhwah Perumahan Belimbing. Mereka sama-sama Mahasiswa di kampus IAIN Imam bonjol Padang. Keduanya telah selesai Kuliah. Nambur mengajar di Mts N Kuranji sedangkan Roy tangah penyelesaian S2 nya di IAIN Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam. Suara Azan menarik tangan Nambur untuk beranjak mengambil air wudhu dan bersiap-siap untuk menjadi imam solat maghrib itu. 7 menit berselang solat sunnat Qabliyah maghrib didirikan maka Roy mengumandangkan Iqomah tanda solat maghrib akan dilaksanakan. Semua berdiri dan Nambur maju kearah mihrab menjadi imam. Sebelum sampai di mihrab Roy mengasih kode apa Nambur siap menjadi imam dibalik hatinya yang berkeping-keping. Nambur mengangguk mengasih kode ia siap.

             Waktu berlanjut maghrib selesai ditunaikan. Saatnya bagi dua sahabat itu berjihad menerangi hati-hati anak-anak komplek tersebut dengan cahaya ilmu Al Quran. Luar Biasa Nambur, bisa menyembunyikan kesedihannya dihadapan anak-anaknya. Seperti biasa  ia mengajari mereka Al Quran kadang-kadang diselingi candanya yang khas. Seolah diwajahnya tidak ada masalah apa-apa, walau jauh didalam hatinya telah selesai perang Maha Dahsyat yang telah memporak-porandakan pertahanan  Imannya.

            Waktu berjalan Isya selesai ditunaikan. “Roy ayok kita ke Pantai Padang, Aku mau cerita disana”. Tanpa banyak tanya Roy paham apa yang tengah dialami sahabatnya ini, sebab ia tahu persis bagaimana Nambur telah membuat rencana untuk mengkhitbah kenalannya yang sudah cukup lama. Supra X 125 meluncur melewati jalan-jalan di kota padang menuju jembatan muaro kasok di pantai padang. 30 menit berselang mereka sampai di pantai padang.

Di jembatan muaro kasok itu Nambur mulai bercerita.”Roy kau tahu kan anak simeulue itu?
“iya, aku tahu, walau pun aku tidak pernah bertemu”,
“kau tahu kan semua rencanaku delapan bulan ini?”
“hmmm” Roy menggangguk mengiyakan menandakan ia paham akan jalan cerita Nambur
“Tega Kali dia itu Roy, tega kali”
“apa sudah kau sampaikan niatmu itu Bur?
“sudah Roy tadi sore aku telepon dia, meminta jalan untuk ke situ tapi diluar dugaanku, semuanya berantakan Roy.

Air mata Nambur menitik lagi, dari dalam wajahnya yang humoris pemandangan yang amat aneh melihat Nambur mengharu resah menahan kesedihan dibalik tangisnya itu. Nambur yang sehari-hari dikenal periang dan humoris baru kali ini terlihat oleh Roy wajah Nambur mengeluarkan air mata. Ia sadar perkara yang dihadapi sahabatnya ini bukanlah perkara sederhana tapi sungguh amat membuat dia berduka.

“Bur, kau cobak lah cerita yang lengkap biar aku bisa kasih komentar atas masalah kau, dikit-dikit kau malah nagis, cmana kau ini kalau kek gini gimana aku mau tanggapin? Eh gak takut kau nanti pantai padang ini Tsunami karna aer mata kau itu. Dah dah lap aer mata kau itu cerita kau yang lengkap!?”

Nambur menarik nafas panjang sembari mengusap air matanya, mengucek-ngucek matanya dan melanjutkan cerita.

“gini Roy, Saskia itu, anak simeulue yang aku ceritakan itu berkali-kali pada mu telah di tunang orang oleh kawan satu organisasiku”
“apaaaaaa!!!, ah bujang kali itu, kok bisa begitu pulak ceritanya???
“mungkin ini semua juga adalah salahku Roy, ini semua salahku. Dulu sewaktu aku sudah tamat kuliah ia menantangku untuk menikahinya, tapi bodohnya aku, aku tidak meyakinkannya waktu itu”
“terus-terus?”
“kami sudah kenal hampir 2 tahun, tapi akrab baru 1 tahun belakangan, dan kami sama-sama takut rasa yang ada ini menjeruskan pada dosa.” Sekali lagi air mata Nambur menitik  ia usap perlahan sambil melanjutkan ceritanya

“Maka 2 minggu setelah aku wisuda ia mengirimiku sms, isinya ia takut kedekatan ini akan bermuara pada dosa, ghibah dan rindu-rindu yang tidak halal. Maka ia memimpikan hubungan ini ibarat kisah Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az Zahra yang suci tanpa komunikasi, saat itu aku meminta waktu padanya satu minggu, dalam tempo satu minggu aku akan melamarnya sekaligus kalau aku tidak ada kabar berarti aku mundur” lagi Nambur mengusap air matanya

“satu minggi berlalu, dalam waktu satu minggu itu aku berpikir, bagaimana mungkin aku akan menikahinya padahal aku baru selesai kuliah, pekerjaan belum ada, kontrakan belum punya dan uang untuk ini dan itu juga tidak ada. Dimana nanti saya letakkan wajah saya ketika aku menghadap menyampaikan niatku pada ayahnya dan seluruh keluarganya, bagaimana pula nanti aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaan keluarganya, aku tidak kuat Roy. Maka dengan berat sangat, aku tidak mengabarinya artinya saya mundur. Maka 2 hari setelah itu ia menghubungiku dan menantangku, Aku lemas Roy, aku tak kuat. Maka sejak saat itu komunikasi terputus hingga delapan bulan lamanya”.

“memang berat juga permasalahan klen ini” Roy memberi respon
“Dalam hati aku yakin, kalau memang Jodoh, seseorang itu tidak akan kemana, kalau memang Tuhan menakdirkan dia untukku pasti dengan cara yang lebih baik kami akan dipertemukan itu keyakinanku saat itu. Biarlah tidak ada komunikasi sedikitpun sembari itu aku akan berjuang keras, mengumpulkan uang, mencari kontrakan sambil meyakinkan orang tua ku bahwa walau berjauhan berlainan suku kita bisa membina surga di dunia, tapi salah Roy, Jodoh itu memang ada tapi harus diperjuangkan dan di usahakan, disanalah salahku”.

“iya, tapi kau salah juga Bur, memang kalau kau serius sama dia kenapa tidak kau kasih keyakinan padahal kau kan sudah berjuang sejauh ini, kontrakan sudah kau siapkan, kuliah S2 kau tinggalkan demi menikah menjemput marjanmu itu. Aneh pulak kau tak kabari atau sekalipun tak ada komunikasi kasih dia kode kau masih menyimpan rasa padanya kau sudah berjuang sejauh ini. Belum lagi cerita kau tentang meyakinkan omakmu” balas Roy

“itulah kebodohanku Royyyyy, itu lah hiks hiks hiks, “ lagi air mata Nambur menetes jatuh melewati jembatan muaro kasok panjalinan berbaur dengan asinnya laut Kota Padang
“Bur, ingat kau jangan terpaku pada semua masalah mu ini, aku paham bagaimana perasaanmu saat ini. Tapi ini sudah terjadi. Ini bukanlah kehendak kita atau siapa pun, kita tidak baik menyalahkan sipa-siapa, termasuk juga kau, kau itu tidaklah salah. Ini semua Takdir Bur, ini kehendak yang Maha Kuasa. Disinilah keimananmu diuji” Roy memberi semangat pada temannya sambil mengusap-usap punggung temannya.

“Bur, kalau kau berlarut-larut dalam kesedihanmu aku yakin kau akan sakit. Sudahlah kau percaya kan dengan takdir?”

Nambur mengangguk mengiyakan.
“inilah pilihan Tuhan yang diberikan pada kalian berdua, aku yakin Saskia pun mengalami sakit seperti yang kau rasakan, apa lagi ketika kau tidak memberi kabar selama delapan bulan, Bur itu bukanlah waktu yang singkat. Tapi ia bangkit dan melihat sisi baik, dan mungkin ini adalah jalan cerita yang Allah buat untuk kalian bahwa kalian terlalu larut dalam asmara kalian sehingga kalian menduakan Allah. Makhluknya lebih kalian cintai dari pada penciptanya. Kembalikanlah semuanya pada Allah, Allah akan memberikan jalan keluar untuk semua masalahmu itu” lagi Roy memberi semangat pada sahabatnya ini

“Bur, ingat kalau kau amat sedih teleponlah omak kau, mintalah pendapatnya, telopon abangkau, ingat kau masih ada orang-orang terkasih yang sedia mendengarkan ceritamu, berbagilah pada mereka nanti perlahan ada kau temukan kelapangan disana. Semua yang telah kau siapkan ini anggap saja sebagai latihan untuk menjadi lebih dewasa. Yakinlah Bur Rencana Allah pasti lebih baik dari pada apa yang kita harapkan. .....
“semoga saja Roy”
                                                                                                            Padang, 09-09-2016
                                                                                                            10.38 WIB


Sabtu, 30 Juli 2016



APA YANG TELAH SAYA LAKUKAN
                               (SEBUAH RENUNGAN DI PERGURUAN ISLAM AR RISALAH)
                                                                             
            Siang itu, sehabis solat zuhur aku duduk bersama salah seorang musyrif (pengasuh asrama) di perguruan islam ar risalah. Ihsan (nama samaran) namanya. Dalam perbincangan kami ust ihsan adalah orang yang super taat, luar biasa kekeh, dan amat kharismatik. Tampilannya sederhana, ia juga lulusan dari Institut Agama Islam (IAIN) Imam Bonjol Padang, tapi selama kuliah disana saya belum pernah berjumpa dengannya. Tingginya lebih kurang 160 cm, jenggotnya melambai-lambai, kata anak-anak di PIAR dia teroris, padahal ia orang yang amat santun, sopan sapaannya sejuk dan menenangkan, sungguh berbalik dengan apa yang anak-anak sangkakan.
           
            Belum lagi ketaannya dalam amal yaumiyahnya sungguh sulit ditandingi, kata teman-teman ia bisa mengkhatamkan al quran hanya 3 hari, itu masih kategori santai, kalau di genjot kata teman-teman ia bisa khatam dalam 2 hari. Saya iseng bertanya pada teman-teman musyrif “ gimana dia mengkhatamkannya ?” “ ia pasang alarm semwaktu tilawah, kalau ia mengantuk barang 5 m, maka alaram di hpnya akan berbunyi, maka ia lanjut tilawahnya” widihhhh!!!! Luar biasa pantasan za wajahnya teduh dan menenangkan. Sesuatu yang tanpa bukti memang sulit untuk dipercaya. Begitu juga dengan apa yang teman-teman katakan. Ternyata apa yang mereka ceritakan memang betul adanya. Pada bulan juni 2016 kemarin, anak-anak kelas IX SMP melakukan rihlah 2 hari 1 malam kedaerah agam sekitarnya dan bermalam di maninjau dekat dengan kampungnya Buya Hamka. Kebetulan saya ditunjuk sebagai pendamping anak kelas Thaif.

            Pada malam harinya kami menginap di dekat danau maninjau disalah satu kampung ustadz, maka kami pun istirahat di masjid. Saya yang dikenal anak-anak sebagai yang sedikit humoris dan misterius menjadi tempat anak-anak berbagi cerita, maka sepanjang malam kami bercerita lepas tentang apa saja, mulai dari asyiknya belajar di PIAR, suka dan dukanya,    hingga sampai pada cerita pengalaman misteri. Saya dan anak-anak saling bertukar cerita tak terasa kami bertukar cerita hingga jam 00.00 WIB. Satu persatu anak-anak KO, dan terkapar tidur pulas. Sampai yang tersisa hanya 2 orang anak dan saya lihat ustadz ihsan sudah tertidur pulas sejak jam 21.00 WIB. Hingga jam 00.30 wib ketika semua anak-anak tidur dan saya mulai memjamkan mata apa yang terjadi, ditengah malam dan di dinginnya pinggiran danau maninjau ustadz ihsan bangkit dari tidurnya menuju kamar wudhu, sembari berbaring saya memperhatikan. Ternyata apa yang dikatakan teman-teman ustdz kemarin betul. Ustadz ini sulit ditandingi dalam hal ibadah. Sesudah berwudhu, ia pergi ke teras masjid mengambil sajadah dan mulailah ia menghadapkan dirinya pada Allah SWT. Ayat yang dibacanya bukannya surat-surat pendek tapi dirakaat pertama ia membaca surah ali imran dan karena kantuk dan lelah aku terlelap sembari mendengar sayup-sayup lantunan ayat yang dibacakan ustadz ihsan. Dingin yang menyelimuti pinggiran danau maninjau membuat aku terbangun jam 03.30 wib, ketika aku ngucek-ngucek mata, ternyata saya masih mendengar suara ustadz ihsan. “hah, ternyata ia belum selesai solat malamnya, hmmm luar biasa, Subhanallah”. Saya jadi berkecil hati apa yang telah saya lakukan. Ketaatan seperti apa yang sudah saya lakukan. 

            Kembali awal cerita, ketika saya menghampiri ustadz ihsan, dan memulai berbincang, bincang dengannya. “ustadz, kenapa tak mau beli hp android, dari pertama kenal kayaknya ustadz hanya pake manual ini, bisanya hanya sms dan nelpon, ustadz gak mau update info tentang perkembangan dunia?” “
“owh, mau gimana lagi ustadz jai, ini baru yang bisa dibeli, hehehe”,
“ ah masa sih stadz, kemana perginya yang tiap bulan keluar hak hak hak”.
“ emang apa faedahnya sih pakai hp android ustadz jai?”,
“wah banyak stadz, ustadz tau bu sulhah, kemarin beliau meninggal duni?”
“ hah, Innalillahi wa inna ilaihi rajiuuun”, wah ana gak tau itu”
“ustadz ada tau mantan wakil rektor IAIN, periode kemarin ditahan ?”
“hah, Innalillahi wa inna ilaihi rajiuuun, kok bisa? Stadz jai dapat kabar dari siapa?”
“liat infonya di fb stadz, jadi untuk ukuran seperti ustadz kayaknya cocok untuk menggunakan hp android agar tidak ketinggalan info, bukan begitu stadz..???”
“uhwmmm, betul juga ya”
            Saya menyampaikan itu agar, ustadz ini tidak kudet, agar bisa menambah wawasan dunia luar.
“wah, wah, kayaknya memang perlu ya punya hp android tu?”
“ jelas lah, ustadz, selain itu kita bisa memasukkan program al qur’an, hadis dan buku-buku islam lainnya serta melihat perkembangan dunia luar” ajak saya dengan sedikit promosi
“ ok lah bulan depan saya akan beli hp android, tapi ustadz kawanin saya ya saya tidak faham masalah hp ini”
“nah gitu donk ustdaz, biar bisa terhubung dengan dunia luar, tidak hanya sebatas di asrama, masjid dan math’am, hehehe. Eh ustadz, kenapa gak besok saja, bukannya di rekening banyak pitisnya tuh?”
“ha ha ha, gak ada stadz jai, ana gak ada rekening dan gak ada pitis, di tangan saya sekarang hanya ada Rp 20.000,00”
“lha, kok bisa kek gitu, terus kemana bulanan ustadz?”
“heheh (sambil senyum dia memperbaiki posisi duduknya, dan menatap saya dengan tatapan syahdu) stadz jai, gaji yang saya terima satu bulan itu, saya hanya mengambil Rp 100.000.00, yang lainnya saya kirimkan”
“heh!? Ustadz kirim ke orang tua?”
“bukan ustadz”
“terus kirim ke istri? Eh wait, ustadz dah punya istri???”
“hehehe tak ustadz, saya belum punya istri, saya kirimkan hampir semua gaji saya tiap bulannya pada anak saya”
“lho lho, ini macam mana ceritanya punya anak tak punya istri???”
“iya, saya membelanjai 2 anak, di musolla saya dulu, dan alhamdulillah sekarang satu anak saya lulus di piar”
SUBHANALLAH ustadz ihsan luar biasa, dalam hati saya mengis kedalam ternyata keiklasan saya masih jauh, jauh jauh dari sebenar keiklasan.

Sabtu, 18 Juni 2016

CERITA LEPAS
“SUBUH KALI INI”

Jumat,  3 Juni 2016 subuh kali ini nampaknya berbeda dengan subuh biasanya. Masjid Kemenangan yang terletak di jantung Perumahan di kawasan siteba padang, ada yang lain dari subuh biasanya. Bukan karena imamnya berganti dengan Hani Ar Rifa’i, Musya’ari Al Afasi, atau syeikh As Sudais. Bukan pula karena muazzinnya yang berganti, atau pengurus masjidnya. Tapi disubuh kali ini ada yang berbeda dari biasanya.


            Embun subuh segar dan sejuk masuk keparu-paru hamba-hamba yang merindukan pertemuan dengan Tuhannya, berjalan dengan cekatan menuju ke satu arah memenuhi panggilan dari bilik-bilik adzan. Semuanya bergegas bangkit dari tidur nyenyak, melakukan perlawanan dengan godaan selimut hangat, bantal empuk, dan juga kasur nikmat. Mereka melepaskan belenggu-belenggu syaiton dari mata, tangan kaki dan juga  badannya. Menyucikan badan membersihkan batin bersiap untuk mendirikan solat subuh.

            Semuanya tampak biasa, ketika memasuki pintu masjid, memuji keagungan Allah seraya merendahkan diri dan memohon ampun padaNya. Melaksanakan solat qabliyah subuh 2 rakaat. Muazzin memberi aba-aba dengan iqomah bahwa solat subuh akan di laksanakan. “Qod qomatissolah tu qod qomatissolah.....”


            Ustadz Regar maju memimpin solat, mengingatkan shof diluruskan tumit dirapatkan, bahu di rekatkan untuk kesempurnaan solat berjamaah. (dengan cara itu maka di Masjid tidak ada batas antara status sosial, pekerjaan dan jabatan. Kita melebur menjadi satu hamba Allah yang mengaku lemah di atas KeagunganNya, dan jika diterima saudara disebelah kiri dan kanan sebagai suatu persamaan akan terasa indahnya persaudaraan yang dibina atas dasar iman dan ketaqwaan.

            “Allahu Akbar”, Ustadz Regar mendirikan takbiratul ikhrom memulai solat. Bacaan Alfatihahnya sayup-rendah lembut-tinggi merasuk kehati setiap yang mendengarkannya. Kemudian dilanjutkan dengan surah as Sajadah. Alif Lam mim di baca meresap syahdu ke ulu hati. Perlahan dan pasti ayat-ayat dibacanya bagi sebagian yang faham dengan artinya matanya berkaca-kaca seraya mengingat kesalahan di atas ke Maha AmpunanNya, Mengingat kekhilafan di atas sifatNya yang  Mengazab dengan Azab yang Amat pedih. Seterusnya ayat-demi ayat di lanjutkan perlahan suaranya makin terisak, pada ayat 7 bacaannya menginsafkan hati-hati yang hidup. Sampai ayat 8, suaranya makin parau, pada ayat ke 9 tangis dari depan mulai pecah. Saya tidak kuat untuk membendung air mata, ia mengalir begitu saja sembari mendengarkan bacaan Sang Imam. Bacaannya bergetar dan sambil terbata-bata berat melanjutkan ayat ke 10, kembali Ia terisak. Aku hanya bisa pasrah mendengarkan sambil merenungi dan meresapi bacaannya. Dan pada saat ayat ke 12 Ia sulit untuk melanjutkan tertahan oleh sesegukan Sang Imam. Di sebelah kanan, kiri belakang semunya terdengar isakan menahan haru dan takut menyimak ayat yang di hadirkan. Semuanya hening untuk sesaat. Terasa sekeliling masjid dikelilingi embun subuh menyelimuti hati yang berkabut membasahi hati jamaah. Sejurus kemudian Sang Imam melanjutkan sampai bacaan Sajadah.

            Setelah selesai solat suara sekeliling masjid berdengung seperti lebah, ada yang terisak-isak, ada yang menyapu-nyapu air matanya, dan ada tersungkur sujud kembali. Setelah selesai berdoa, Marbot menanyakan pada Sang Imam kenapa Solat subuh ini berbeda dari subuh biasanya, Ia menjawab “ Seakan aku mendengar jeritan di Neraka”.

Padang, 19 Juni 2016
Meja Kayu, Masjid Darul Falah
07.12 Wib


            

Jumat, 17 Juni 2016

PELANGI HITAM DI TELUK BAYUR

1.      Limau Manis, kenangan pahit...

2.       Ukhwah, selamat datang keputusasaan....
3.      Al Iklas, abang aku tidak rela berpisah dengan mu....
4.      An Nur Syukur, aku tidak mampu melihat-Mu Tuhan
5.      Lautan Matahari, aku tenggelam dalam insomnia....
6.      Gitar Hadi, pelipur duka....
7.      Semangat Merah, Tiger Ayah...
8.      Muslimin, Refinaldi teman memapah...
9.      Griya Insani... , Busukmu luluhkan semangatku
10.  Sonata, untaian nada-nada Mahabbah
11.  Pelangi Hitam di Teluk Bayur
12.  Darul Falah, cimpago kemenangan....
13.  Bunda, maafkan Malin Kundang...
14.  Sujudku....
Orang  yang meninggalkan amalan karena takut ria, maka sungguh itulah sebenarnya ria.
Cara yang baik agar tidak ria buakannya meninggalkan amalan tetapi menuruskanamalan. Setiap amalan di usahakan istiqomah, sambil belajar meninggalkan pujian manusia dan berjihad agar fokusnya adalah Allah SWT.

UMAR
Begini pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak..bapak menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW : ”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…

1.      Nuzul quran
2.      Kapan turunnya alquran

Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه »
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]
Artinya: “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh kali lipat yang serupa” (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik diantara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya” (HR. Al-Bukhari).
    Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ : رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ : لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ : ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ : لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427, Muslim 797]
Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah, yaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun enak dan lezat.

Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma. Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.

Perumpamaan seorang munafiq, namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Karena orang munafiq itu pada dzatnya jelek, tidak ada kebaikan padanya. Munafiq adalah : orang yang menampakkan dirinya sebagai muslim namun hatinya kafir –wal’iyya dzubillah-. Kaum munafiq inilah yang Allah nyatakan dalam firman-Nya :
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah : 8 – 10]

Didapati orang-orang munafiq yang mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang bagus dan tartil. Namun mereka hakekatnya adalah para munafiq –wal’iyyadzubillah- yang kondisi mereka ketika membaca Al-Qur`an adalah seperti yang digambarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam :


CONTOH CERAMAH SUBUH
PENSIUN YANG SEBENARNYA
CERAMAH SUBUH
Di Mushalla Darul Arham Komplek Cimpago Permai
Koto Lua Pauh Padang
Kamis, 26 Juni 2015

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh
Al hamdulillahi rabbil Alamin, alladzi yusabbihu lahu wa yasjudu ma fissamawati wal ardhi tho an aw karhan.
Asyhadu Alla Ilaa Ha Illalloh wahdahu lasyarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu warosuluh
La nabiya ba’dah
Allahumaa fasollolli wasallim wabirk ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajmaiin.
Amma ba’du.
Qola lalahu ta ala fi kitabil karim:
A audzu billahi minasyyaitonirrojim bismillahi rahmani rohim

QS Al Anbiya (21) : 35
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur ÎhŽ¤³9$$Î/ ÎŽösƒø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( $uZøŠs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ  
35. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.
 Fii ayatil ukhra

4 Šuqtƒ öNèdßtnr& öqs9 ㍣Jyèムy#ø9r& 7puZy $tBur uqèd ¾ÏmÏnÌômtßJÎ/ z`ÏB É>#xyèø9$# br& t£Jyèム3 ª!$#ur 7ŽÅÁt/ $yJÎ/ šcqè=yJ÷ètƒ ÇÒÏÈ  
Al baqarah (02) : 96

Setiap mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Pertama sekali, marilah kita bersyukur kehadirah Allah SWT, yang telah menganugrahkan kesehatan dan kesempatan, sehingga kita bisa berkumpul di musholla yang kita cintai ini.
Kemudian yang kedua, solawat dan salam mari kita mohonkan semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebab telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah menuju alam keselamatan dinul islam, pendek katanya minzzulumati ila nnur, au ila sirotom mustaqim. Dari alam kegelapan kepada cahaya, dan dari kesesatan menuju jalan yang lurus, yaitu dinul islam. Illal islamu yu’la, sesungguhnya islam itu tinggi, la yu’la alai. Tidak ada yang meninggiinya.
Hadirin wal hadirat, para pendengar kuliah subuh yang dirahmati Allah.
Yang terhormat, pengurus mushalla darul arham komplek cimpago permai koto lua igasar baru.
Yang senantiasa berusaha dan upaya menjadikan mushalla kita layak dan nyaman untuk beribadah, semoga pahala dari sisi Allah di balasi dengan berlipat ganda.
Yang terhormat, bapak rt 04 dan 05 di lingkungan cimper koto lua,
Hormat yang sama kepada bapak-bapak, ibu-ibuk, hadirin pendengar yang mulia
Serta teristimewa kepada generasi muda harapan, bangsa adik-adik peserta pesantren ramadhan tahun 1436 H yang dirahmati Allah
Adapun judul kuliah subuh kita pada kesempatan yang ini” purna kuasa yang sebenarnya”
Purna kuasa, adik-adik peserta pesantren ada yang tahu dengan purna kuasa. Tahuuu? Apa itu? Purna kuasa atau bahasa lainnya adalah pensiun, betul tapat sekali.
Jika kita berbicara tentang pensiun, maka otomatis kita berbicara tantang usia yang membatasi.
Dalam shohih muslim Rasul SAW menjelaskan:
لكل داء دواء الاالهرم. )رواه مسلم(
Artinya:           “Semua penyakit ada obatnya, kecuali penyakit tua”
(HR. Muslim)

 Menurut kamus besar bahasa Indonesia pensiuna adalah tidak bekerja lagi krn masa tugasnya sudah selesai, kemudian menurut julimet pensiun gelar yang diberikan kepada seseorang karyawan yang diberhentikan secara hormat dari sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pun dari pegawai pemerintah lainnya. Menurut  (PKB, 2011-1013: 31) pensiun adalah pumutusan hubungan kerjanya dengan perusahaan karena telah mencapai usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun. Pensiun dari pekerjaan disebabkan usia kita yang berangsur lanjut.
Kita semua tentu sepakat, jika sudah pensiun berarti seseorang tidak lagi beraktivitas pada suatu perusahaan atau lembaga tertentu. Menurut buku Psikologi perkembangan yang saya baca, karangan alizabet b hurloc, bagi orang yang tidak mempersiapkan diri secara baik, maka masa pensiun cenderung dialami dengan kecemasan, stress, depresi, malahan sampai-sampai pada strok. Tetapi di dalam buku itu juga dijelaskan bahwa hal sebaliknya juga bisa terjadi, jika seseorang mempersiapkan diri dengan baik dan terencana maka masa pensiun adalah masa yang menyenangkan, masa istirahat, masa melihat dunia baru, masa berkumpul dengan keluarga, masa bersenang-senang dengan teman sejawat, masa beribadah dengan tenang dan sederet masa-masa indah lainnya.
Itu, jika sekelumit berhenti dari dunia pekerjaan. Tetapi jika kita kembalikan pada diri kita masing-masing, bagaimna jika setiap kita dipensiunkan oleh Allah SWT,  maka ceritanya akan berlainan alias berbeda, sebab jika Allah SWT yang sudah mengeluarkan SK, maka tidak menunggu 56 tahun, atau 60 tahun, tua maupun muda, padusi atau laki-laki, mumbang jatuh kalapo pun jatuah.
 Kematian, adalah keniscayaan tidak satu jiwa pun mampu menghindarinya. Jika kita tanya pada pada diri masing-masing, kemungkinan sedikit sekali yang mau menerimanya, kalau enggan berkata bahwa semua sorang merasa sangat berat meninggalkan hidup ini. Barangkali semua berkata dalam hati seperti kata chairil anwar dalam pusinya “aku ingin hidup seribu tahun lagi”. Al quran pun menggunakan kalimat yang serupa “
Šuqtƒ öNèdßtnr& öqs9 ㍣Jyèムy#ø9r& 7puZy $tBur uqèd ¾ÏmÏnÌômtßJÎ z`ÏB É>#xyèø9$# br& t£Jyèム3 ª!$#ur 7ŽÅÁt $yJÎ šcqè=yJ÷ètƒ ÇÒÏÈ  
Setiap mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS Al Baqarah (02: 96)

Bahkan bukan hanya seribu tahun, yang diinginkan adalah kekekalan selama-lamanya. Keinginan itulah yang digunkan iblis untuk menipu adan dan pasangannya sehingga mereka berdua memakan buah pohon yang dinamai sang penggoda Syajarat al khuldi (pohon kekekalan) (QS Thaha (20:103).

Tetapi kematian yang akan datang menemui kita pasti tidak bisa kita elakkan sebab kematian itu pasti akan datang menemui kita Al anbiya:35)

Jika kita semua menginginkan pada usia pensiuan adalah masa yang membahagiakan, tentunya hal tersebut serupa dengan kehidupan sesudah kematian. Dengan perencanaan yang matang, membekali diri dengan ketaqwaan, serta mempersiapkan diri dengan sepenuhnya Insya Allah kita terpanggil dengan  panggilan terindah, ya ayyutannafsaul mut mainnah (al fajr 28-30) ditambah lagi kita tentunya mau menerima gaji pensiun dari instansi dan lembaga dimana tempat kita bekerja. Begitu juga dengan kehidupan akhirat sesuai dengan apa yang di sabdakan Rasulullah SAW, bahwa setiap kita bisa memperoleh gaji pensiun di akhirat, yang pertama, al ilmu yantafaubih, shodaqatuz zariyah wal walwaladun solih yad u’ lahu. Ilamu yang diajarkan kan, shodaqah jariyah, dan terlebih lagi anak-anak yang soleh yang saban hari mengirimkan gaji pensiun melalui doa-doanya setiap solat.
Maka, salah satu persiapan yang bisa kita lakukan adalah dengan berpuasa dengan sebaik-dan sebenarnya berpuasa pada bulan suci ramadhan ini, kemudian mendirikan malamnya juga dengan penuh keimanan, dan pengharapan semoga amal baik kita diterima oleh Allah SWT.
Mudah-mudahan kita semua dipensiunkan oleh Allah dalam keadaan yang terbaik.
Kesimpulan dari tausiyah yang singkat ini:
Setiap kita pasti akan menemui kematian, maka untuk menemui kematian yang indah maka kita harus mempersiapkan dengan sesegera mungkin dan sebaik mungkin

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....